Sedangkan TRC BPBD Kabupaten Gianyar menerima belasan laporan kejadian bencana pohon tumbang dan tembok roboh, Minggu kemarin. Bencana yang terjadi hampir di seluruh wilayah Gianyar ini hampir dalam waktu bersamaan. Disebabkan oleh hujan seharian yang baru reda saat sore hari.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gianyar, I Gusti Ngurah Dibya Presasta mengatakan ada 6 laporan pohon tumbang yang ditangani BPBD Kabupaten Gianyar. Di antaranya pohon waru tumbang menutupi setengah badan jalan dan menimpa kabel PLN di Banjar Kucupin, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar pukul 09.00 Wita. Kemudian pukul 12.30 Wita, sebuah pohon jenis santen tumbang dan menutupi badan jalan serta menimpa kabel Telkom di Banjar Payogan, Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, Gianyar.
Pohon asem di jaba Pura Dalem Bukit Batu Samplangan, Kecamatan Gianyar juga kembali tumbang menimpa candi bentar pura tersebut dan kabel listrik. Lalu pukul 14.13 Wita, sebuah pohon tumbang menimpa bangunan Piyasan di Merajan Puri Rasa Villa milik Anak Agung Bagus Sedana di Banjar Abianseka, Desa Mas, Kecamatan Ubud, Gianyar.
Kemudian pohon tumbang juga menimpa rumah warga di Tegallinggah yang mengakibatkan satu orang luka ringan serta pohon tumbang menimpa kandang ayam di Siangan. "Laporan-laporan yang masuk langsung ditangani oleh TRC BPBD Gianyar," ujarnya. Adapun total kerugian yang diakibatkan oleh bencana alam pohon tumbang tersebut mencapai Rp 350 Juta.
Bencana lain, tembok rumah Nyoman Subadra di Banjar Sanding Abianbase, Desa Sanding, Tampaksiring longsor sepanjang 10 meter. Rumah milik buruh bangunan ini longsor akibat hujan deras yang mengguyur 3 hari beruntun di Tampaksiring.
Di Karangasem pohon aren panjang 20 meter dan diameter 25 cm tumbang menimpa rumah milik Ni Wayan Kerti, di Banjar Kodok, Desa Ulakan, Kecamatan Manggis, Karangasem, Minggu pagi pukul 05.00 Wita. Akibatnya bagian atap rusak, kerugian sekitar Rp 10 juta.
Tumbangnya pohon aren juga menimpa kabel milik PT PLN Amlapura. Warga atas nama Sidiana melaporkan musibah itu ke BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Karangasem. Kepala Pelaksana BPBD Ida Bagus Ketut Arimbawa mengatakan pihaknya sudah lakukan penanganan dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan petugas PT PLN.
Bencana lainnya, yakni senderan rumah milik Ni Wayan Parni jebol di Banjar Kebung Kangin, Desa Telaga Tawang, Kecamatan Sidemen, Karangasem, Sabtu (1/7) pukul 15.40 Wita. Senderan dengan tinggi 10 meter dan panjang 8 meter, perkiraan rugi Rp 20 juta. Juga terjadi 4 pohon tumbang menimpa jalan raya di tempat berbeda.
Terpisah Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho menyatakan puncak musim kemarau tahun 2023 di wilayah Bali pada umumnya memang terjadi di bulan Juli dan Agustus. Namun bukan berarti kemarau diartikan tidak ada hujan sama sekali, sama halnya dengan musim hujan tidak berarti tidak ada cerah sama sekali. "Hujan yang terjadi selama 3 hari belakangan ini dipicu faktor gangguan cuaca skala regional di sekitar wilayah Bali," jelas Cahyo, Minggu kemarin.
Berdasarkan analisis prakirawan BBMKG Wilayah III Denpasar, hal itu dipicu oleh adanya pola pertemuan angin (konfluensi) di Samudra Hindia di sebelah selatan Bali-Nusa Tenggara Timur (NTB). Kondisi ini mendukung pembentukan awan hujan di wilayah Bali yang memicu turunnya potensi hujan di wilayah Bali selatan untuk kemudian meluas ke Bali tengah, Bali timur dan Bali barat. "Kondisi hujan ini masih diperkirakan masih terjadi hingga 7 Juli mendatang," terangnya
Kondisi ini, lanjut dia ditambah intrusi udara kering dari BBS mampu mengangkat massa udara di depan batas intrusi menjadi lebih hangat dan lembab termasuk di wilayah Bali. Massa udara basah terkonsentrasi dari lapisan permukaan hingga lapisan 700 mb atau 3 ribu meter. Suhu muka laut di sekitar wilayah Bali berkisar antara 26-30 derajat celcius. "Peluang hujan masih berpotensi terjadi selama beberapa hari kedepan di wilayah Bali bagian barat, tengah, selatan dan timur.
Pada tanggal 3-7 Juli, kondisi secara umun berawan dan masih berpotensi hujan ringan hingga sedang," sebutnya. Di sisi lain, kondisi perairan di wilayah selatan Bali juga perlu mendapatkan perhatian. Selama 2-3 hari ke depan, kondisi tinggi gelombang laut mengalami peningkatan signifikan.
Hal itu dipicu oleh kondisi angin yang dipicu monsun Australia, ditambah dengan swell. Khusus untuk di Samudra Hindia sebelah selatan, kondisi tinggi gelombang dapat mencapai 4-5 meter. Untuk itu, dia mengimbau masyarakat agar selalu waspada dan berhati-hati dengan potensi bencana hidrometeorologi.
"Masyarakat juga diharapkan dapat memperbarui informasi BBMKG, khususnya peringatan dini. Sehingga dapat mengurangi resiko bencana yang mungkin terjadi," harapnya.