You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Logo Desa Batungsel
Logo Desa Batungsel
Batungsel

Kec. Pupuan, Kab. TABANAN, Provinsi Bali

Desa Batungsel, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan. informasi pelayanan mandiri dapat menghubungi Administrator melalui Email : pemdesbatungsel@gmail.com

Efek Samping Vaksin COVID-19 Lebih Terasa saat Dosis Kedua?

I NYOMAN ARTA GUNAWAN 25 Agustus 2021 Dibaca 347 Kali
Efek Samping Vaksin COVID-19 Lebih Terasa saat Dosis Kedua?

“Efek samping vaksin COVID-19 yang muncul sebenarnya merupakan tanda bahwa kekebalan tubuh bekerja membentuk antibodi. Namun, beberapa orang takut mendapatkan dosis kedua vaksin karena efek samping yang muncul lebih intens.”

 

Bila kamu mengalami demam ringan, sakit kepala, kelelahan setelah vaksin COVID-19 dosis kedua, segera periksakan diri ke dokter.

Tabanan – Beberapa orang yang telah menerima vaksinasi COVID-19 melaporkan bahwa mereka merasakan efek samping setelah mendapatkan suntikan pertama. Bahkan, efek samping vaksin COVID-19 pada dosis kedua disebut-sebut lebih terasa intens.

Pada kebanyakan kasus, efek samping seperti demam, sakit kepala, kelelahan, dan nyeri di bekas suntikan sebenarnya hal yang baik. Gejala umum ini biasanya merupakan tanda bahwa vaksin telah memicu respons oleh sistem kekebalan.

Efeek Samping Vaksin COVID-19 Bisa Berbeda pada Setiap Orang

Dr. Debra Powell, kepala penyakit menular di Tower Health di Pennsylvania, seperti dikutip dari Healthline, mengungkapkan bahwa adanya efek samping setelah menerima vaksin COVID-19 adalah hal yang normal. Menurutnya, dosis pertama vaksin akan “mengajarkan” tubuh bagaimana bereaksi terhadap virus.

Lalu, dipersenjatai dengan antibodi dan sel T memori yang mengenali protein virus dari suntikan pertama, respons sistem kekebalan cenderung lebih kuat ketika dosis kedua diberikan. Inilah yang jadi alasan mengapa efek samping vaksin bisa terasa lebih intens di dosis kedua, meski reaksi tubuh setiap orang bisa berbeda-beda.

Dalam mengajukan permohonan izin penggunaan darurat dari Food and Drug Administration (FDA), baik Pfizer dan Moderna mengungkapkan efek samping yang dialami peserta selama uji klinis vaksin. Pengalaman dunia nyata dengan vaksin tampaknya sangat mencerminkan apa yang diamati para peneliti.

Sebagai permulaan, efek samping cenderung lebih umum terjadi setelah dosis kedua vaksin. Dr. Sharon Nachman, kepala penyakit menular pediatrik di Rumah Sakit Anak Stony Brook di New York, mengungkapkan bahwa efek samping memang umum terjadi, tak hanya vaksin COVID-19 saja.

Vaksin tetanus serta vaksin dewasa lainnya yang umum digunakan seperti vaksin herpes, juga dapat menimbulkan efek samping ringan. Beberapa orang yang memiliki reaksi terhadap dosis satu dan siap untuk mendapatkan reaksi yang lebih buruk terhadap dosis dua, justru tidak mengalami reaksi apa-apa.

Selain itu, banyak orang mengalami efek samping yang lebih ringan setelah vaksinasi. Beberapa efek samping yang umum terjadi adalah kelelahan dan nyeri di bekas suntikan. Cukup jarang yang mengalami demam, menurut dr. Nachman.

Efek samping ringan dari vaksinasi COVID-19 cenderung hilang dalam waktu 48 jam setelah suntikan. Efek samping biasanya lebih terasa di antara orang yang lebih muda daripada orang yang lebih tua, kemungkinan karena sistem kekebalan mereka lebih kuat.

“Secara umum, semakin tua usia seseorang, semakin kecil kemungkinan reaksi menjadi signifikan atau parah,” kata dr. Nachman. Efek samping yang serius, seperti reaksi alergi anafilaksis, jarang terjadi.

Jangan Takut Divaksin!

Sementara beberapa orang khawatir tentang efek samping, dr. Powell menekankan bahwa tidak perlu khawatir jika tidak merasa sakit setelah dosis vaksin pertama atau kedua.

Efek samping dapat bervariasi dari orang ke orang dan kurangnya gejala tidak berarti sistem kekebalan tidak bekerja dengan baik. Ketakutan akan efek samping tidak boleh mengecilkan hati untuk mendapatkan vaksinasi penuh. 

Sementara dosis pertama vaksin meningkatkan kekebalan sekitar 50 persen, hanya sekitar 2 minggu setelah suntikan kedua perlindungan vaksin itu. terhadap COVID-19 yang bergejala meningkat menjadi 95 persen. Jadi, jangan takut untuk divaksin lengkap, ya.

Vaksinasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memutus penyebaran COVID-19, serta membangun kekebalan kelompok. Dengan divaksin, kamu tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga melindungi orang-orang yang tidak atau belum bisa divaksin. 

 

- Sumber halodoc -

Bagikan Artikel Ini
Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image

APBD 2025 Pelaksanaan

Pendapatan
Rp 50.245.000,00 Rp 2.212.412.000,00
2.27%
Belanja
Rp 37.756.441,00 Rp 2.414.539.074,00
1.56%
Pembiayaan
Rp 202.127.074,00 Rp 202.127.074,00
100%

APBD 2025 Pendapatan

Dana Desa
Rp 0,00 Rp 967.457.000,00
0%
Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi
Rp 0,00 Rp 342.909.000,00
0%
Alokasi Dana Desa
Rp 50.245.000,00 Rp 602.946.000,00
8.33%
Bantuan Keuangan Provinsi
Rp 0,00 Rp 131.400.000,00
0%
Bantuan Keuangan Kabupaten/Kota
Rp 0,00 Rp 142.200.000,00
0%
Hibah Dan Sumbangan Dari Pihak Ketiga
Rp 0,00 Rp 21.500.000,00
0%
Bunga Bank
Rp 0,00 Rp 4.000.000,00
0%

APBD 2025 Pembelanjaan

Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa
Rp 37.756.441,00 Rp 1.247.481.500,00
3.03%
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
Rp 0,00 Rp 834.184.500,00
0%
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa
Rp 0,00 Rp 141.906.000,00
0%
Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa
Rp 0,00 Rp 72.000.000,00
0%
Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Desa
Rp 0,00 Rp 118.967.074,00
0%