Bila kamu mengalami demam ringan, sakit kepala, kelelahan setelah vaksin COVID-19 dosis kedua, segera periksakan diri ke dokter.
Tabanan – Beberapa orang yang telah menerima vaksinasi COVID-19 melaporkan bahwa mereka merasakan efek samping setelah mendapatkan suntikan pertama. Bahkan, efek samping vaksin COVID-19 pada dosis kedua disebut-sebut lebih terasa intens.
Pada kebanyakan kasus, efek samping seperti demam, sakit kepala, kelelahan, dan nyeri di bekas suntikan sebenarnya hal yang baik. Gejala umum ini biasanya merupakan tanda bahwa vaksin telah memicu respons oleh sistem kekebalan.
Efeek Samping Vaksin COVID-19 Bisa Berbeda pada Setiap Orang
Dr. Debra Powell, kepala penyakit menular di Tower Health di Pennsylvania, seperti dikutip dari Healthline, mengungkapkan bahwa adanya efek samping setelah menerima vaksin COVID-19 adalah hal yang normal. Menurutnya, dosis pertama vaksin akan “mengajarkan” tubuh bagaimana bereaksi terhadap virus.
Lalu, dipersenjatai dengan antibodi dan sel T memori yang mengenali protein virus dari suntikan pertama, respons sistem kekebalan cenderung lebih kuat ketika dosis kedua diberikan. Inilah yang jadi alasan mengapa efek samping vaksin bisa terasa lebih intens di dosis kedua, meski reaksi tubuh setiap orang bisa berbeda-beda.
Dalam mengajukan permohonan izin penggunaan darurat dari Food and Drug Administration (FDA), baik Pfizer dan Moderna mengungkapkan efek samping yang dialami peserta selama uji klinis vaksin. Pengalaman dunia nyata dengan vaksin tampaknya sangat mencerminkan apa yang diamati para peneliti.
Sebagai permulaan, efek samping cenderung lebih umum terjadi setelah dosis kedua vaksin. Dr. Sharon Nachman, kepala penyakit menular pediatrik di Rumah Sakit Anak Stony Brook di New York, mengungkapkan bahwa efek samping memang umum terjadi, tak hanya vaksin COVID-19 saja.
Vaksin tetanus serta vaksin dewasa lainnya yang umum digunakan seperti vaksin herpes, juga dapat menimbulkan efek samping ringan. Beberapa orang yang memiliki reaksi terhadap dosis satu dan siap untuk mendapatkan reaksi yang lebih buruk terhadap dosis dua, justru tidak mengalami reaksi apa-apa.
Selain itu, banyak orang mengalami efek samping yang lebih ringan setelah vaksinasi. Beberapa efek samping yang umum terjadi adalah kelelahan dan nyeri di bekas suntikan. Cukup jarang yang mengalami demam, menurut dr. Nachman.
Efek samping ringan dari vaksinasi COVID-19 cenderung hilang dalam waktu 48 jam setelah suntikan. Efek samping biasanya lebih terasa di antara orang yang lebih muda daripada orang yang lebih tua, kemungkinan karena sistem kekebalan mereka lebih kuat.
“Secara umum, semakin tua usia seseorang, semakin kecil kemungkinan reaksi menjadi signifikan atau parah,” kata dr. Nachman. Efek samping yang serius, seperti reaksi alergi anafilaksis, jarang terjadi.