TABANAN, Dikutip dari situs websiteTRIBUN-BALI.COM. - Populasi babi di Kabupaten Tabanan tahun 2021 ini menurun dibandingkan 2020 lalu.
Jumlah populasi tahun ini hanya 9.174 ekor dibandingkan tahun lalu sebanyak 14.474 ekor.
Penurunan populasi ini ditenggarai karena harga bibit dan pakan yang meroket.
Sebelumnya, serangan virus ASF masih menjadi bayang-bayang para peternak.
Apalagi Tabanan menjadi salah satu daerah yang mengalami serangan tersebut pada awal tahun 2020 dulu.
Namun, dengaan populasi tahun ini, jumlah tersebut tidak mempengaruhi stok babi siap potong menjelang perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan di Tabanan.
Total stok daging siap potong di Tabanan sebanyak 5.222 ekor dari kebutuhan 3.740 ekor.
Menurut data yang diperoleh dari Dinas Pertanian Tabanan, stok babi siap potong mencapai 5.222 ekor menjelang hari raya ini.
Junlah ini menyatakan bahwa ketersediaan babi di hari raya yang jatuh setiap 7 bulan sekali ini melimpah.
"Untuk kebutuhan daging babi di Tabanan jelang hari raya Galungan ini masih aman. Stoknya masih melebihi dari kebutuhan."
"Saat ini tercatat ada 5.222 ekor di Tabanan," ungkap Kepala Sesi Kesehatan Hewan, Bidang Peternakan, Dinas Pertanian Tabanan, Ni Nengah Pipin Windari saat dikonfirmasi, Selasa 2 Nopember 2021.
Pipin Windari menjelaskan, meskipun di tengah penurunan populasi babi di Tabanan, kebutuhan babi siap potong masih aman.
Terutama, jumlah pasokan ini didominasi dari Kecamatan Marga.
Disinggung mengenai populasi babi yang menurun di Tabanan tahun ini dibandingkan tahun lalu, Pipin mengungkapkan kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor.
Di antaranya masyarakat yakni peternak kemungkinan masih takut untuk memelihara babi karena penyakit virus (ASF) sebelumnya.
Namun, yang paling utama saat ini adalah harga bibit dan pakan yang justru meroket.
Apalagi seperti diketahui harga bibit bisa mencapai Rp1.5 Juta untuk per ekornya di lapangan.
"Selain itu penyebab lainnya juga dipengaruhi oleh saat tim lakukan pendataan ke masyarakat banyak babi mereka telah dijual. Jadi bukan karena masyarakat takut beternak," ungkapnya.
Sumber: https://bali.tribunnews.com/2021/11/02/populasi-babi-di-tabanan-menurun-harga-pakan-dan-bibit-jadi-kendala-peternak-pelihara-babi?page=2